Senin, 08 April 2013

TEKNOLOGI PADA SISTEM EKSKRESI



1.      Hemodialisis - Teknologi untuk Gagal Ginjal


Hemodialisis adalah salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal.
Tujuan : mengambil/mengeluarkan cairan yg. Berlebihan dan sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.
Prinsip : darah pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi permeabel → ginjal artifisial → transfer toksin dan cairan : air, molekul kecil menembus dinding, molekul besar (protein) tidak.
Mekanisme transport solute :
a. Difusi : – kecepatan difusi tergantung pada : besar pori, luas dan tebal membran: temperatur larutan, beda konsentrasi solut, dan berat molekul.
b. Ultrafiltrasi : air dengan tekanan hidrostatik/osmotik didorong menembus membran kesatu arah, membawa bahan terlarut.


2.      Radioterapi - Teknologi untuk Kanker Paru Paru
  




Radioterapi adalah sebuah teknik terapi bagi para penderita kanker yang cukup populer. Radioterapi telah mengalami teknik radiasi yang berkembang dari sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini.
 Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan kemoterapi.
Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar
Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan juga membuat hidup penderita lebih nyaman.

3.      Scanning Laser Hair Removal System - Teknologi untuk Kulit Kepala Bermasalah

Laser hair removal bekerja dengan mengirimkan sinar laser ke folikel rambut dengan energi yang cukup untuk menghancurkan akar, tanpa mempengaruhi daerah sekitarnya. Bekerja pada kulit kepala yang bermasalah. Dapat digunakan dengan mudah, nyaman dan tanpa rasa sakit. Alat ini memperlakukan rambut yang tidak diinginkan dalam privasi rumah Anda sendiri dan pada waktu yang sesuai dengan Anda.
4.      Test Pack Hepatitis - Teknologi untuk Pendeteksi Hepatitis

Selama ini orang hanya tahu untuk mendeteksi penyakit hepatitis melalui tes darah di laboratorium yang tentu saja harganya sangat mahal. Karenanya banyak orang yang tidak pernah melakukan pemeriksaan. Diharapkan dengan adanya alat tes hepatitis yang cepat dan murah, seseorang bisa mendapatkan perawatan lebih awal. Harga alat ini berkisar Rp 5.000-Rp 10.000 per test pack. Tapi alat ini baru dijual di wilayah Lombok NTB belum menyebar ke seluruh Indonesia.
5.      Inhaler

Obat semprot atau inhaler bagi penderita asma bisa menjadi barang yang sangat penting dalam pertolongan pertamanya. Tapi peneliti mengungkapkan, terlalu sering menggunakan inhaler bisa membuat penyakit asma semakin parah.
Perawatan yang paling umum dilakukan oleh penderita asma adalah menggunakan obat semprot yang mengandung senyawa salbutamol. Tapi penelitian terbaru mengungkapkan, jika penggunaannya terlalu sering, senyawa salbutamol bisa menyebabkan paru-paru melepaskan bahan kimia yang berbahaya serta memicu lebih banyak serangan penyakit.
Inhaler yang digunakan sebenarnya berguna untuk mengurangi gejala dengan merelaksasikan otot-otot dalam saluran udara yang menyempit, sehingga penderita dapat bernapas lebih mudah.
6.      Galvanic

Galvanic adalah Jenis alat listrik kecantikan arus searah yang berdaya guna ionisasi, dimanfaatkan untuk meresapkan kosmetik pemupuk yang berbentuk ekstrak (ionthoporesis), atau disincrustasi.
 

SISTEM EKSKRESI



Judul   : Prosedur eksperimen uji urine
Tujuan : Untuk mengetahui PH urine, kadar glukosa, kadar klorida dan kadar protein urine
Alat dan bahan :
1.      Urine segar
2.      Kertas lakmus (indicator universal)
3.      Tabung reaksi
4.      Pipet tetes
5.      Lampu busen
6.      Penjepit tabung reaksi
7.      Biuret/millon
8.      AgNO3 10%
Cara kerja :
1.     Uji PH urine
a.       Masukkan urin sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi
b.      Celupkan kertas indicator universal ke dalam urin
c.       Cocokkan perubahan warna kertas indicator dengan warna standar pH
d.      Catat hasil pengamatan


Eksperimen pertama adalah uji pH urine dengan  menggunakan  pH meter  atau  kertas pH. Seluruh strip dicelupkan ke dalam urin sampel dan perubahan warna pada setiap persegi dicatat.
 

2.     Uji kandungan Glukosa Urine
a.       Masukkan urin sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 15 tetes reagen benedict ke dalam urin.
c.       Panaskan selama 1-2 menit.
d.      Amati perubahan warna dan endapan yang terjadi.
a)      Hijau     :kadar glukosa 1%
b)      Merah   :kadar glukosa 1,5 %
c)      Orange  :kadar glukosa 2 %
d)     Kuning  :kadar glukosa 5%


Eksperimen kedua adalah uji glukosa. Dalam uji gula ini melakukan uji sample urin dengan menggunakan reagen benedict yang kemudian di panas kan di dalam penangas air mendidih dan hasil percobaan menunjukkan bahwa urin tidak mengandung gula sebab setelah dilakukan pengujian didapatkan larutan yang berwarna hijau sedangkan larutan urin yang mengandung gula akn memberikan warna merah bata di bagian dasarnya. kita dapat menguji urin dengan berbagai kadar glukosa yang berbeda-beda untuk membandingkan urin yang mengandung glukosa dan yang tidak dengan mereaksikan urin dengan pereaksi Benedict yang telah dipanaskan dengan glukosa 0,3 %; 1 %; 2 %; 5 % dan urin tanpa penambahan apapun.

Makin besar kadar glukosa, makin banyak endapan oranye yang terbentuk.  Menurut MedlinePlus tidak tebentuknya endapan oranye pada larutan glukosa konsentrasi rendah disebabkan karena baru sedikit glukosa yang mereduksi kuprisulfat dan kemudian tertutup warnanya dengan reagen Benedict yang berwarna biru. Tampak bahwa glukosa dengan kadar 5% baru memberikan endapan oranye paling banyak.


3.     Uji kandungan klorida(Cl)
a.       Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 10% ke dalam urin
c.       Amati perubahan yang terjadi adanya endapan putih menunjukkan adanya klorida radikal dalam urin 


Eksperimen ketiga adalah uji Chlorida, apakah didalam urine terdapat chlorida ataukah tidak. Sebelumnya, kami mengasamkan urine dengan asam nitrat encer 5 tetes. Ketika asam nitrat encer ini dimasukkan, urine berubah menjadi lebih bening. Kemudian kami menetesi 5 tetes perak nitrat. Tidak lama kemudian terdapat endapan putih tipis didasar tabung dengan kata lain urin mengandung klorida tetapi hasil ini dianggap masih normal. Jika kita analisis, NaCl juga terkandung dalam urine normal jadi untuk mengetahuinya harus ditemukan klorida dengan cara mengikat ion – ion Cl-. Persamaan reaksinya dapat dimungkinkan sebagai berikut:
2NaCl + AgNO3 Na2NO3 + AgCl2
tetapi pengujian yang lebih teliti lagi dapat dilakukan dengan cara Schales dan Schales.dimana Urin dititrasi dengan merkuri nitrat dalam suasana asam. Ion-ion Cl- diikat oleh ion merkuri membentuk Hg Cl2 yang tidak terionisasi.

 
4.     Uji protein urin
a.       Masukkan urin sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 8 tetes larutan reagen biuret
c.       Amati perubahan warna yang terjadi
d.      Catat dalam tabel hasil pengamatan

Prosedur Percobaan Urine :







 
Komposisi Urine


















 Gambar cara kerja dengan menggunakan PH Urine

 
Urine normal














Uji dengan PH Urine
















 Gambar cara kerja Uji Glukosa
Urine sebelum diteteskan benedict













Sesudah diteteskan benedict selama 2 menit












Sesudah diteteskan benedict selama 2 menit
















Sesudah diteteskan benedict selama 2 menit




Saat pembakaran uji urine glukosa




 Gambar Cara kerja Uji protein Urine


Sebelum dikasih beuiret








Sesudah ditetesin beuiret













Hasil pengamatan :








         hasil :
        1. pH rata-rata dari urin yang di uji adalah 4.67. intter presi arti pH  urin tersebut adalah normal.

        2. Jika kadar gula urine positif maka penyakita yang terindikasi adalah salah-satunya Diabetes
       3. Jika terdapat kandunga protein dalam urin ,berarti ginjal mengalami kelainan atau gangguan akibat     terdapat kebocoran pada ginjal bagian  corteks  yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh , termasuk protein. 

Tabel Komposisi Urine normal










Hasil Uji kandungan protein dalam urine








Hasil Uji kandungan klorida dalam urine





Uji klorida digunakan untuk mengetahui di dalam urin terdapat kandungan klorida atau tidak. Sebelumnya, urin diasamkan dengan 3 tetes asam nitrat encer. Ketika asam nitrat encer ini dimasukkan, urin berubah menjadi lebih bening. Kemudian ditambahkan 1 tetes perak nitrat. Tidak lama kemudian, terdapat endapan putih tipis didasar tabung yang menunjukan urin mengandung Klorida.


Kesimpulan:

1. Dari percobaan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa Urine yang kita keluarkan terdiri dari berbagai unsur seperti : air, protein, amoniak, glukosa, bakteri, dsb. Unsur-unsur tersebut sangat bervariasi perbandingannya pada orang yang berbeda dan juga pada waktu yang berbeda dan dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. 
2. Kandungan urin inilah yang menentukan tampilan fisik air urin seperti kekentalannya, warna, kejernihan, bau, busa, dsb. Dan juga bahwa urine dapat kita gunakan sebagai indikator, apakah ginjal kita dapat berfungsi dengan baik atau ginjal kita sedang mengalami kerusakan.
3. Dari data percobaan urin, pH ketiga sampel berkisar antara 4-5, ini menandakan orang ini masih dikatakan normal karena pH urin pada umumnya adalah 5-7. Adapun bau pesing yang di timbulkan dari urin, itu menandakan bahwa urin mengandung ammonia, juga adanya kandungan glukosa dan tidak mengandung protei ini menandakan ginjal bekerja dengan baik.
4. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
 
  NAMA KELOMPOK 2 :
1. MIATI SAFITRI
2. FITRI SITI RAHMADANI
3. PUPUT PUJI LESTARI
4. DIRA MERITHA WIYAGA
5. IPAQ BELANGI
 Dispotedkan pada tanggal 8 April 2013